Saturday 7 November 2015

Panduan Menanam Cabai dengan Hasil Maksimal

Penulis membagi tulisan Panduan Menanam Cabai dengan Hasil Maksimal dengan beberapa Bab yang terdiri dari :
Bab I
Pendahuluan
Bab II
Budidaya
Bab III
Hama dan Penyakit
Bab IV
Panen dan Pasca Panen
Bab V
Pemasaran


BAB I
PENDAHULUAN

Nama Ilmiah Cabai adalah Capsicum spp, cabai mengandung zat capcaisin yaitu zat yang menimbulkan rasa pedas dan zat capsantin yang menimbulkan aroma khas sehingga menimbulkan selera makan.
Konsumsi Masyarakat Indonesia akan cabai sangatlah tinggi, bagi masyarakat Indonesia makan tanpa cabai belum lengkap rasanya.Dengan tingginya konsumsi cabai dan produk olahan cabai, pengembangan cabai terus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas cabai yang dihasilkan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2013 Jumlah Produksi cabai di Indonesia mencapai 1,013.000 ton, sedangkan Konsumsi masyarakat Indonesia per bulan sebesar 0,41 kg atau 4,92 kg pertahun. Dengan Jumlah Penduduk Indonesia yang berjumlah hampir 250 juta , Indonesia masih kekurangan 230.000 ton pertahunnya akan komoditi cabai. Jadi untuk komoditas cabai masih diperlukan peningkatan jumlah produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu penulis memberikan Panduan Menanam Cabai dengan Hasil Maksimal sebagai pedoman bagi kalangan masyarakat yang berminat untuk menanam cabai.
Kendala yang dihadapi pada pertanaman cabai yang berdampak pada rendahnya produktivitas adalah belum meratanya penggunaan bibit unggul yang sehat,belum optimalnya teknik budaya, dan tingginya hama dan penyakit tanaman cabai.

BAB II
BUDIDAYA

A. PEMBIBITAN
1. Syarat Tumbuh
cabai dapat hidup pada daerah yang memiliki ketinggian 0-1.200 m di atas permukaan laut (dpl). Cabai Toleran terhadap dataran tinggi dan dataran rendah. Tanaman cabai dapat tumbuh pada lahan persawahan dan lahan tegalan dengan iklim tropis dan subtropis. Tanaman cabai dapat tumbuh pada jenis tanah ringan dan berat, dengan pengolhan tanah yang baik. Untuk pertumbuhan dan produksi terbaik, sebaiknya ditanam pada tanah berstruktur remah atau gembur dan kaya bahan organik, dengan drainase dan aerasi baik. Derajat keasaman (pH) tanah yang baik adalah 6-7. Curah hujan yang cocok untuk pertanaman cabai adalah 600-1.200 mm/tahun dengan suhu 18-32°C. Suhu udara optimum untuk pertumbuhan dan pengembangan adalah 21-27°C dan suhu udara untuk pembuahan 15,5-21°C.

2. Persyaratan Benih
  1. Benih cabai yang baik harus memenuhi syarat berikut:
  2. Cabai harus berasal dari buah tanaman induk yang sehat dan murni
  3. Buah cabai yang diambil bijinya harus berbentuk sempurna,tidak cacat, bebas hama penyakit, dan berumur cukup tua
  4. Kelopak buah tidak pecah
 Cara mendapatkan beih sedrhana dan mudah dilakukan. CVabai dibelah secara memanjang, dikleuarkan bijinya, dan dijemur hingga kering. Biji seperti ini bisa langsung disemai. Apabaila ingin disimpan lam,a, sebaimnyabiarkan buah cabai tetap utuh dan jemur hingga kering. Bila sudah ingin disemai,bijinya yang kering dikeluarkan. Apabila beinih terlanjuur lama disimpan, sebelum disemai,biji direndam dahalu dalama ir hangat. Biji yang mengapung dibuang karena biji tersebut sudah rusak dan bila dipaksakan ditanam,akan sulit tumbuh.
Biji yang terpilih untuk ditanam sebainya mengalami perlakuan beih dahulu, benih direndam dalam larutan kalium hipoklorit 10% sekitar 10 Menit. Tindakan ini sebagai penangkal penyakit virus yang sering terdapat pada benih. Benih juga dapat direndam dalam air hangat (suhu 50°C) semalaman. Tujuan perendaman agar benih cepat tumbuh. Penggunaan beinih cabai hibrida bersertifikat diharapkan dapat meingkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit tanaman cabai sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Untuk cabai hibrida sebaiknya memakai beinh yang langsung dibeli di toko pertanian. Bila mengambil benih dari buah yang ditanam sendiri, hasil panen berikutnya akan jauh berkurang. 

gambar 1. bibit yang siap disemaikan
3.Persemaian
Tanaman cabai sebaiknya ditanam dalam bentuk bibit sehingga diperlukamn persemaian. Persemaian sdrhana dengan atap daun kelapa,daun pisang, atau alang-alang bisa dipakai. Arah bedengan persemaian dibuat menghadap ketimur. Media persemaian berupa camburan tanah dan pupuk kandang (1:1) dan Furadan 1 Kg/10 m². Setelah benih disebar, lalu tutup dengan tanah. Temperatur yang baik untuk perkecambahan adalah 24-28°C. Selama persemaian,lakukan kegiatan rutin, yaitu penyiraman 1-2 kali/hari atau terhganrtung cuaca dan penyemporotan pupuk daun dosis rendah 0,5 gr/liter air saat tanaman muda berumur 10-15 hari.       Pembibitan cabai dapat pula dilakukan dengan metode flat smai yang dikenal dengan plug transplant. Metode plug transplant menggunakan tray yang berisi sel individu untuk satu bibit. Ukuran tray mempengaruhi pertumbuhan dan keragaan bibit yang dihasilkan. Untuk bibit cabai yang akan pindah ke lapang dengan umur 6-8 minggu,tray yang cocok digunakan adalah tray berukuran 72,128,atau 200 lubang. Media yang dipakai adalah campuran tanah,pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pemberian pupuk daun dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari dengan dosis rendah 0,5 gr/liter air. Dapat juga dilakukan pemberian pupuk metalik yang mengandung unsur mikro (Mn,Fe,Cu,Zn,B,Mo, Protein, asam organik dan Mgo) dengan konsentrasi 0,3 ml/liter dengan frekuensi satu kali setiap bulan.
PENGOLAHAN TANAH
Persiapan
Lokasi penanaman dipilih berdasarkan kriteria berikut :
dekat dengan sumber air dan startegis
lokasi sebaiknya jauh dari polusi udara
jauh dari penanaman cabai lain atau tanaman sefamili
Tanah dibersihkan dari gulma dan dicangkul atau dibajak agar gembur. Bila pH tanah kurang dari 5,5 tambahkan kapur dengan dosis 1-1,5 ton kapur per hektar. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO³) dan dolomit (CaCO³MgCO³). Kapur memberikan pengaruh terbaik bila diberikan 1 bulan sebelum tanam.Pemberian pupuk kandang sebanyak 20-30 ton perhektar dapat dilakukan untuk menggemburkan dan menambah bahan organik tanah.
Penanaman cabai dapat dilakukan dengan sistem baris tunggal (single row)atau sistem beberapa baris pada bedengan. Sistem baris tunggal banyak dipakai petani cabai dataran dengan ketinggian sedang samapai tinggi karena cocok dengan tanah yang bertektur ringan atau sedang. Sistem bebarapa baris pada beddengan lebih umum digunakan petani dataran rendah karena sistem tanah yang bertekstur liat hingga berat.
Jarak tanam yang digunakan pada sistem baris tunggal adalah 60-70 cm x 30-50 cm. Untuk sistem bedngan, jarak tanamanya adalah 40-50 cm x 30-40 cm. Pada setiap titik, dibuat lubang tanaman. Ukuran lubang tak perlu terlalu besar. Yang penting bisa membuat bibit beserta tanah yang membalut perakarannya.
Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat saat lahan sudah sampai tahap penyelesaian. Bedengan dibuat dengan panjang 10-12 m, lebar 110-120 cm,tinggi 30-40 cm (musim kemarau) dan 50-70 cm (musim hujan), serta lebar parit 50-55 cm (musim kemarau) dan 60-70 cm (musim hujan). Panjang bedebgab sebaiknya tidak lebih dari 12 m. Hal tersebut untuk mempermudah pemeliharaan tanaman.

Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak
Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan pada pertanaman cabai dengan skala luas dan dengan sistem bedengan. Perlakuan ini dilakukan dengan menutup bedengan tempat tumbuhnya tanaman cabai dengan plastik berwsarna hitam pada salah satu sisinya dan warna perak pada sisi lainnya. Warna hitam dari mulsa yang dihadapkan ke arah tanah dapat menekan pertumbuhan gulma. Warna perak mulsa dapat memantulkan sinar matahari sehingga memaksimalkan fotosentesis, mengurangi hama aphis,trips, dan tungau, serta secara tidak langsung menekan serangan virus.
keuntungan menggunakan mulsa ini adalah :
Pemberian pupuk dapat dilakukan sekaligus sebelum tanaman
Suhu dan kelembapan tanah relatif stabil dan menjaga tanah tetap gembur
Pencegahan tercucinya pupuk oleh air hujan dan penguapan unsur hara oleh sinar matahari
Buah cabai yang ditanam terhindar dari percikan air tanah sehingga dapat mengurangi resiko terjangkit penyakit busuk buah
Pertumbuhan dan produksi tanaman relatif homogen karena pemupukan dapat lebih merata
Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat mengurangi pekerjaan penyiangan dan penggemburan tanah sehingga biaya dapat dialokasikan dari biaya pemeliharaan tanaman tersebut. Pada musim kering, penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat menekan penguapan air dalam tanah sehingga tidak terlalu sering melakuikan penyiraman (pengairan)
Pemasangan mulsa plastik hitam perak dilakukan pada saat terik matahari (pukul 14.00-16.00) agar plastik tersebut mudah dibentangkan sehingga menutup tanah serapat mungkin. Mulsa plastik yang dibutuhkan untuk satu hektar adalah sekitar 12 rol. Bedengan yang telah ditutup mulsa plastik hitam perak dibiarkan terlebih dahulu selama 5 hari agar pupuk yang diberikan larut dalam tanah dan tidak berbahaya bagi bibit cabai yang ditanam. Tepian mulsa plastik dapat dijepit dengan bambu tipis pada tanah sehingga terjaga keadaanya.
gambar 2. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak dan membuatan lubang tanam. Jarak Tanam 60-70 cm dan Pembuatan Lubang (diameter 6-8 cm)
pemupukan
pemupukan bertujuan menambah unsur hara yang diperlukan tanaman, unsur hara yang diperlukan tanaman meliputi unsur hara mikro dan makro.
Pemenuhan unsur hara dari jenis pupuk terdiri atas :
Nitrogen (N) : Urea (CONH),ZA (NH SO dan pupuk daun
fosfor (P); TSP (CaH2PO) dan pupuk daun
Kalium (K); KCI,ZK (K SO),KNO dan pupuk daun majemuk
Kalsium : kalsit,dolomit dan klorida
Sulfur: ZA,pupuk kandang, dan pupuk daun
Magnesium (Mg), kieserit MgSOHO dan pupuk daun
Zat besi/Ferrum (Fe) :pupuk kandang dan multimkro
Boron (B): pupuk kandang, pupuk borat/boraks, asam borat (HBO), dan pupuk mikro seperti multimikro
Tembaga/kuprum (Cu) : pupuk kandang dan pupuk daun
Pupuk dasar yang diberikan adalah 150-200 kg urea perhektar,400-500 kg ZA per hektar,100-150 Kg SP 36 per hektar,100-150 Kg KCL perhektar, dan 20-23 ton pupuk kandang perhektar. Pupuk kandang yang diberikan harus pupuk yang benar-benar matang agar tidak menjadi sumber penyakit bagi pertanaman cabai. Pupuk kandang dapat diberikan saat pembentukan bedengan. Pupuk urea,SP 36, dan KCI disebar merata ke bedengan penanaman pada 5-7 hari sebelum tanam agar dapat larut terlebih dahulu pada tanah.
Penanaman
sehari sebelum tanam,bedengan yang ditutp mulsa plastik hitam perak dibuatkan lubang tanam terlebih dahulu, dengan jarak tanam 60-70 cm. Pembuatan lubang (diameter 6-8 cm) tersebut dapat dilakukamn dengan alat bantu tugal.Penanaman bibit dilakukan pada pagi hari supaya bibit dapat beradaptasi dengan baik dilapangan.
Bibit cabai paling siap ditanam setelah berumur 6-8 minggu. Sebelum dipindahtanamkan, bibit diselksi sehingga akan didapatkan bibit yang sehat dan memiliki keragaan yang baik. Bibit yang sudah diseleksi dapat direndam dengan larutan fungisida pada dosisi 0,5-1,0 gr/liter air selama 15-30 menit. Tujuannya adalah mencegah penularan hama dan penyakit.
C.PEMELIHARAAN
1.Penyulaman
Penggantian tanaman cabai yang mati (penyulaman) dilakukan sesegera mungkin setlah penanaman. hal ini dilakukan supaya pertumbuhan tanaman sulaman tidak terlalu berbeda jauh dengan tanaman yang ditanam lebih dahulu,oleh karena itu, penting dilakukan persiapan jumlah benih yang memadai untuk tanaman yang ditanam awal dan persedian benih untuk sulaman.
2. Pengairan
Pada wal pertumbuhan tanaman, atau penyiaman dapat dilakukan secara rutin setiao hari,terutama di musim kemarau, pengairan dilakukan terurama pada awal penanam atau pada saat air hujan tidak mencukupi kebutuhan tanaman. Apabila tanaman sudah memilki keragaan kuat dan perakaran dalam,pengairan berikutnya dilakukan dengan cara dileb atau penenggelaman sampai ketinggian 1/3-1/2 bedengan. Cara pengairan dengan sistem leb dapat dilakukan setiap 3-4 hari sekali. Teknik pengairan lain yang sudah dilakukan adalah teknik kocoran melalui slang. Ujung slang dimasukkan ke dalam lubang mulsa plastik hitam perak yang berada ditengah-tengah bedengan diantara 4 tanaman.
3. Penyiangan
Penyiangan bertujuan membersihkan lahan pertanaman cabai dari gulma. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanis, yaitu dengan langsung mencabut dengan tangan ataupun dengan kored.Penyiangan dilakukan pada daerah sekitar lubang tanman cabai dan parit yang terdapat pada antar bedengan. Penyiangan ini penting dilakukan karena gulma yang tumbuh di areal pertanaman cabai dapat menjadi vektor (inang pembawa) peneyakit bagi tanman cabai. Penyiangan dengan kored berfungsi juga sebagai penggembur tanah.
Penyiangan harus rutin dilakukan karena dapat mempengaruhi pertumbuhan cabai.
4. Perempelan
Perempelan (pembuangan) tunas samping perlu dilakukan karena pertumbuhan tunas ini tidak produktif dan mengganggu perttumbuhan. Perempelan tunas samping dilakukansaat tanam cabai berumur 7-20 hari. Perempelan di lukan dengan cara membuang semua tunas samaping dan dihentikan saat terbentuk cabang. Biasanya perempelan dilakukan 2-3 kali.perempelan selanjutnya adalah pembuangan terhadap  bunga pertama dari sela-sela percabgangan pertama. Pembuangan bunga pertama ini bertujuan merangsang pertumbuhan tunas-tunas dan percabanagan di atasnya yang lebih banyak dan produktif menghasilkan buah lebat.
                                                                                                                                                                                        
 gambar 4. Perempelan mempengaruhi produktivitas dan membvantu pertumbuhan


 Pemupukan susulan
Meskipun tanama cabai sudah dipupuk pada awak penanaman untuk meningkatkan petumbuhan, tanaman cabai dapat diberikan pupuk tambahan (pupuk susuan). Pemberian pupuk susulan dilakukan pada fase pertumbuhan vegetatif aktif (daun dan tunas). Pupuk susulan yang diberikan adalah pupuk daun yang memiliki kandunagn N tinggi, misalnyya Multimicro dan Comlesal cair. Interval penyemprotan pupuk dilakukan 10-14 hari sekali.
untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah, pada umur 50 hari dapat diberi pupuk susulan berupa NPK atau zampuran ZA,Urea,TSP dan KCL dengan perbandingan (1:1:1:1) sekitar 4 sendol makan.Lubangi mulsa plasyik hitam perak diantara 4 tanaman,kemudian pupuk tersebut dimasukkan ked alam tanah dan langsung disiram air bersih agar cepat larut ke dalam tanah.
Pemupukan selanjutnya dilakukan apabila pertumbuhan tanaman cabai kurang memuaskan atau karena terserang hama penyakit, dengan dosisi NPK sebanyak 4-5 Kg dilarutkan dalam 200 liter air dan diberikan 300-500 cc untuk setiap tanaman atau tergantung kebutuhan. Pemupukan ini dilakukan 2 minggu sekali.
Varietas cabai hibrida umumnya memiliki masa berbuah yang cukup lama sehingga dipanen 12-14 kali. Setiap kali selesai panen, cabai perlu diberi pupuk susulan untuk mempertahankan produktivitas buah. Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK atau campuran ZA,Urea, TSP,KCL dengan perbandingan 1:1:1:1. Pemberian pupuk susulan ini cukup diberikan sebulan sekali.
6. Pemasangan Ajir/Turus
Pemasangan ajir turus bertujuan menopang tanaman sewaktu berbuah lebat sehingga tanaman dapat tumbuh tegak dan tidak rebbah. Ajir dibuat dari bilah bambu setinggi 125 cm, lebar 4 cm dan tebal 2 cm.
Ajir ditancapkan tegak pada setiap 3 tanaman secara sejajar dan dari ajir ke ajir dihubungkan dengan bilah bambu yang memanjang pada ketinggian 80 cm dari permukaan tanah. Pemasangan ajir dilakukan pada saat usia tanaman 1 bulan setelah tanaman.

gambar 7. Pemasangan ajir bertujuan menopang tanaman ketika cabai berbuah lebat
 
³
³HAMA DAN PENYAKIT
A.HAMA
Jenis hama yang menyerang tanaman cabai adalah kutu daun persik (Myzus persicae Sulz),thrips (Thrips parvispinus karny),kutu kebul (Bemisia tabaci),ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn),ulat grayak (Spodoptera litura F) lalat buah (Dacus dorsalis Hend), nematoda paru akar (Meloidogyne incognita Kof eh wh), Akan tetapi, hama yang banyak menyerang adalah kutu kebul,kutu daun dan thrips.
Hama yang menyerang tanaman cabai memiliki dampak langsung dan tidak langsung terhadap tanaman cabai. Dampak langsung yang terjadi adalah gangguna pertumbuahn dan kerusakan tanaman cabai sehingga memperngaruhi produksi. Dampak tidak langsung adalah hama ini menjadi vektor (inang pembawa) penyakit virus yang berbahayya bagi tanaman cabai.
Kutu daun persik (Myzus persicae sulz) menyerang tunas muda cabai secara bergerombol. Daun yang terserang akan mengerut dan melingkar. Cairan manis yang dikeluarkan kutu membuat semut dan embun jelaga bertdatangan. Embun jelaga ini menjadi tanda serangan kutu daun. Pengendalian kutu daun persik dapat dilakukan saat masa tanam dengan memberikan furadan 3G sebanayk 60-90 Kg/ha atau 2 sendok makan/10 m area tanaman. Pengendalian serangan hama ini pada tanaman yang sudah tumbuh dapat menggunakan insektida curacron 500 EC, Nudrin 215 WSC atau Tokuthion 500 EC (dengan dosis 2 ml/liter air)
serangan hama thrips (Thrips parvispinus karny) sangat berbahaya bagai tanaman cabai karena hama ini juga vektor pembawa virus keriting daun. Serangan awal timbul akibat hama mengisap cairan permukaan baawah daun dan atau bunga, ditandai dengan bercak keperakan mengkilat dan daun menadi keriput atau keriting. Pemberian Furadan 3 G pada waktu tanam mampu mencegah serangan hama thrips. Pengendalian hama pada tanaman yang sudah tumbuh dapat menggunakan insektisida Confidor 200 SL (dosis 0,5-3 ml/liter air), Curacron 500 EC dan Pegasus 500 SC (dosis 1,5-2 ml/liter air.
Untuk memperkecil dampak negatif pestisida sintesis, terutama mengurangi residu pestisida pada hasil pertanian, aplikasi pestisida sintetis harus memenuhi enam tepat yaitu :

PEMASARAN
Pemasaran cabai merupakan salah satu aspek penting dalam penanganan cabai sebelum sampai ketingkat konsumen. Permintaan dan hargai cabvai umumnya sangat berfluktuasi. Pada saat permintaan meningkat,misalnya pada ari raya,harga cabaipun dapat menigkat tajam.Sebaliknya pada saat panen raya,harga cabai di tingkat petani dapat anjlok.

²
 


°